Bagi kebanyakan orang ampas kopi tidak berarti apa-apa, namun berbeda dengan masyarakat Tulungagung. Di Tulungagung ampas kopi dimanfaatkan untuk nyete.
Nyete atau cethe merupakan tradisi masyarakat Tulungagung melukis di batang rokok dengan menggunakan ampas kopi. Ampas kopi yang digunakan adalah ampas bubuk kopi yang halus.
Untuk mengoleskan ampas kopi ke rokok biasanya menggunakan bantuan sendok kecil atau batang korek api. Meskipun terlihat mudah, nyete memerlukan ketlatlatenan. Selain menghasilkan lukisan yang indah pada batang roko, rasa pada rokok yang telah di cete akan terasa lebih nikmat.
Konon, tradisi ini bermula dari kebiasaan masyarakat Tulungagung yang suka berkumpul dan ngopi. Untuk menghilangkan rasa bosan saat berkumpul, mereka melakukan nyete. Selain itu tradisi ini juga dipercaya untuk mempererat tali persaudaran masyarakat agar tetap guyub rukun.
